Bagi remaja masa kini, facebook sudah seperti menu utama yang disajikan dalam seluruh kehidupan mereka hari demi hari. Terutama bagi remaja di kota besar dan kota lain yang terjangkau fasilitas internet, facebook sudah jadi 'makanan' sehari-hari, mengalahkan tempe dan tahu yang seminggu terakhir ini 'lenyap' di pasar karena melonjaknya harga kedelai.
Facebook itu banyak gunanya, demikian menurut dosen Komunikasi Universitas Mercubuana, Ibu Yoyoh Hereyah. "Selain untuk sarana silaturahim, facebook juga bisa dimanfaatkan secara positif untuk membentuk dan mengelola karakter kita!!". Wah menarik yah, apa sebenarnya maksud kata-kata itu?
"Bagi remaja, banyak informasi berguna yang bisa diserap dan diterima dari facebook, lewat sharing,lewat ungkapan-ungkapan, kata-kata bijak, pengalaman hidup teman-teman facebook yang memang bertujuan baik. Itu fungsi utama facebook, sharing tentang bagaimana menghadapi kehidupan, belajar dari pengalaman orang lain untuk hidup yang lebih baik." ujar Yoyoh pengamat komunikasi yang juga redaktur senior Tabloid Cakrawala Indonesia ini.
Selain itu, sejak awal facebook mengajarkan equality atau persamaan dalam status dan persahabatan, di dunia pertemanan facebook kita bisa bersahabat dengan orang tua, guru-guru, bahkan tokoh-tokoh besar yang mungkin selama ini namanya hanya kita kenal di layar kaca atau pemberitaan media. Fungsi komunikasi 'untuk saling menghubungkan' sangat efektif lewat facebook. Fungsi ini bisa menghemat biaya dan waktu karena kita bisa berhubungan langsung, bisa berkirim pesan, bisa 'chat' langsung secara pribadi dengan teman atau sahabat yang kebetulan sedang online.
Tapi, memang ada kelemahan atau bahaya negatif apabila kita terlebih remaja 'keranjingan facebook atau kecanduan facebook. Facebook bisa 'menjauhkan yang dekat, artinya kita tidak mempedulikan lingkungan sekitar dan hanya asyik dengan teman-teman di dunia maya. Dalam keluarga dimana anak-anak sudah kecanduan facebook, amat sulit untuk berkumpul dan bercanda ria secara tatap muka, karena masing-masing hanya peduli dan terhubung dengan teman-teman di dunia maya.
Facebook juga membuat remaja menjadi pribadi yang 'cenderung' ingin tahu masalah orang lain, dan menumbuhkan budaya 'peeping' atau suka mengintip dan mau tahu urusan orang lain, bahkan komentar tidak jelas dan membuat sakit hati teman dunia maya yang mungkin tidak bisa menerima hal itu.
Maka dari itu, manfaatkanlah facebook secara arif, percayalah bahwa teman sejati adalah teman yang bisa langsung kita lihat dan temui, dan jangan terlalu percaya dengan 'teman di duni maya' karena belum tentu mereka 'sungguh-sungguh ada'.
Dari Kompas.com dilaporkan adanya temuan psikolog soal dampak buruk Facebook bagi remaja. Larry Rosen, psikolog di Cal State Dominguez Hills, yang telah mempelajari dampak teknologi terhadap manusia selama lebih dari 25 tahun mengungkapkan situs jejaring sosial seperti ini berdampak buruk untuk anak dan remaja.
Ia mengungkapkan temuannya dalam pertemuan tahunan American Psychological Association. Menurutnya, remaja yang sering menggunakan teknologi seperti video game atau internet, cenderung lebih mengeluhkan nyeri perut, gangguan tidur, kecemasan dan depresi. Mereka juga dilaporkan sering bolos sekolah.
Selain itu remaja dan orang dewasa muda yang sering login ke Facebook lebih narsis. "Situs jejaring sosial membuat seseorang lebih narsis karena bisa mengiklankan dirinya sendiri 24 jam 7 hari seminggu menurut keinginan pribadi," kata Rosen.
Di antara pengguna dari segala usia, Rosen menilai makin banyak orang menggunakan Facebook, makin besar kemungkinan mereka memiliki gangguan kepribadian antisosial, paranoia, kecemasan dan penggunaan alkohol.
Ketika Rosen dan timmnya mengamati siswa SMP, SMA dan mahasiswa yang sedang belajar untuk ujian selama 15 menit, mereka menemukan bahwa kebanyakan siswa hanya bisa fokus selama dua sampai tiga menit sebelum mengalihkan perhatian mereka untuk hal-hal yang kurang ilmiah, seperti teks pesan atau fitur media sosial di ponsel. Tidak mengherankan siswa yang sebentar-sebentar memeriksa akun Facebook sambil belajar mendapatkan hasil yang buruk saat ujian.
Orang tua juga harus menangani bentuk lain dari jejaring sosial, seperti mengirim dan menerima pesan teks (SMS). Remaja rata-rata mengirimkan lebih dari 2.000 teks per bulan. Ini adalah jumlah besar yang bukan cuma memicu masalah tidur dan konsentrasi, tetapi juga stres fisik.
Rosen menunjukkan contoh seorang remaja di Chicago yang menderita sindrom carpal tunnel dan memerlukan obat pereda nyeri dan perban pada pergelangan tangan setelah mengirim lebih dari 100 teks perhari.
"Anak-anak dibesarkan pada konsep koneksi. Bagi mereka bukan kualitas yang penting, tetapi hubungan itu sendiri. Telepon atau bertemu tatap muka hanya memungkinkan jumlah minimum koneksi, sementara alat-alat lain memungkinkan mereka untuk terhubung ke dunia," kata Rosen.
Meski Facebook juga memiliki banyak sisi positif, tetapi Rosen menyarankan agar orangtua perlu memberi pemahaman pada anak mereka mengenai cara berperilaku secara online. Hal ini bisa mendorong anak untuk menyadari apa yang boleh dan dilarang ketika menggunakan internet.
"Maka dari itu, manfaatkanlah facebook secara bijaksana.Hindari dampak negatifnya," ujar Yoyoh Menutup perbincangan dengan Cakrawala. (T.C-04/dari berbagai sumber)