Rabu, 27 April 2011

SINOPSIS BUKU SEMIOTIKA KOMUNIKASI


Buku ini sengaja dibuat secara khusus bagi mahasiswa yang ingin secara benar dan praktis  menggunakan semiotika sebagai pisau analisis pembuatan tugas akhir mereka. Di susun secara sistematis, buku ini terbagi menjadi  Sembilan Bab yang terdiri dari pendahuluan , pengenalan sekilas tentang semiotika dan  tanda-tanda,  teori-teori semiotika, sejarah , perkenalan terhadap sejumlah tokoh yang sudah berjasa di bidang Semiotika seperti    Charles Sander Peirce, Ferdinand de Saussure serta tak lupa  Roland Barthes yang terkenal dengan semiotika dua tahapnya dan konsep mitos yang menjadi andalan utamanya. Pembaca akan dibawa dan ikut asyik masyuk dalam belantara penelitian semiotika yang memiliki sejumlah ragam dan pendekatan dengan argumennya masing-masing.

Soal tanda, bahasa dan makna  dalam Bab awal banyak dibahas, mengingat tanda adalah hal yang sangat penting dalam semiotika. Itu wajar mengingat kata kunci yang banyak disinggung dalam  buku ini adalah  konsep tanda. Bisa dibilang semiotika komunikasi  selalu berupaya menemukan makna di balik sebuah tanda. Jadi bisa disebut, Semiotika merupakan bidang studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa hasil dari persepsi indera kita sebagai manusia,  dan tanda merujuk atau mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan amat tergantung pada bagaimana penggunanya mengenalnya sehingga disebut tanda.

Buku ini juga dilengkapi dengan kerangka berpikir semiotika dan sistematika penulisan penelitian semiotika yang akan memberi pijakan kuat bagi mahasiswa agar tidak ragu memilih semiotika dan mampu mempertanggungjawabkannya secara ilmiah dengan argument yang kuat sekitar penggunaan paradigma  penelitian yang sesuai, serta tahapan-tahapan yang harus dilalui peneliti bila menggunakan  analisis semiotika. Tak kalah pentingnya, buku ini juga menjelaskan bagaimana  struktur penulisan yang khas yang tentu saja berbeda bila dibandingkan dengan  analisis isi kuantitatif yang konvensional. Dalam Bab-Bab awal buku ini bicara banyak soal perbedaan mendasar antara penelitian semiotika dengan penelitian yang menggunakan analisis isi kuantitatif, dan bagaimana menentukan dan ‘ mengukur’  validitas penelitian kualitatif secara umum maupun penelitian semiotika.

Kelebihan  buku ini adalah  si penulis tidak hanya memaparkan teori-teori serta konsep mentah mengenai  semiotika dan alur pikir para penggagasnya tetapi penulis secara khusus menambahkan empat contoh penulisan atau penggarapan  skripsi dan thesis serta penelitian yang menggunakan semiotika sebagai  pisau analisis. Diantaranya tentang  “ Pembunuhan karakter Presiden Gus Dur di Media Massa” yang menggunakan  semiotika social  MK Halliday dan Hassan, dan konstruksi Kematian Soeharto yang melihat  fenomena menarik tentang kematian Soeharto mantan presiden Indonesia yang oleh Majalah Tempo digambarkan lewat cover yang sangat controversial karena  mirip dengan  lukisan ‘The Last Supper’ , perjamuan suci Yesus Kristus  sebelum wafat di kayu salib. Atau di Bab lain bicara representasi maskulinitas dalam tokoh ayah pada iklan cetak Spaghetti La Fonte di majalah Femina yang menggunakan semiotika model Charles Sander Peirce.

Semua contoh penelitian yang disajikan dalam buku ini merupakan penelitian yang sudah selesai disidangkan secara resmi dan sudah  mendapat pengesahan ilmiah. Dan harapan penulis dengan hadirnya buku sederhana ini bisa menambah khazanah pengetahui mahasiswa  tentang semiotika dan bagaimana  menerapkannya dalam sebuah penelitian yang  mereka lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar