Layaknya guru (digugu dan ditiru ) Rosihan Anwar adalah tokoh Pers nasional yang sukar dicari tandingannya, beliau selalu mengedepankan kepentingan masyarakat umum daripada kepentingan perseorangan,golongan,atau kepentingan pemerintah ini terbukti dari beberapa kali diberedelnya surat kabar pimpinannya yaitu surat kabar pedoman. Pemberedelan pertama dialaminya pada 29 november 1948 pada zaman pemerintahan kolonial hindia belanda, lalu diberedel lagi pada era orde lama 7 januari 1961, setelah terbit lagi pada masa orde baru , surat kabar itu diberedel lagi 18 januari 1974 oleh mantan presiden Soeharto 18 januari 1974 dan untuk selamanya dilarang terbit.
Setelah itu Rosihan Anwar mulai menjadi penulis lepas di berbagai media dalam dan luar negri di antaranya adalah Asia Week (hongkong),The Straits Time (singapura),News Straits Time (malaysia), The Hindustan Times (india),Het vriye Volk (belanda) dan The melbourne Age (australia).
Kegigihan dan kemampuan menulis cepat dengan gaya sederhana dipadu dengan tata bahasa yang rapi,memori yang kuat,daya pantau yang tajam dan pemikiran yang kritis mendekati sarkastis membuat sosoknya menjadi guru dan tauladan bagi hampir semua insan pers.
Pengabdiannya di dunia pers selama 69 tahun (1942-2011) adalah sangat luar biasa dan jarang sekali ada orang sepertinya. namun sayang , pada tanggal14 april 2011 pukul 08.15 beliau telah meninggal dunia di rumah sakit Metropolitan Medical Centre(MMC).
Pada tanggal 10 mei mendatang beliau genap berusia 89 tahun. beliau berpulang menyusul istrinya,Zubaidah sanawi yang meninggal pada 5 september 2010 lalu, ia meninggalkan tiga anak,enam cucu,dan dua cicit, beliau di makamkan di taman makam pahlawan kalibata,Jakarta dengan diiringi upacara militer.
Bukan hanya kerabat dekat dan sahabat yang hadir di pemakamamnya,tetapi juga terihat hadir di sana adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta istri dan wakil Presiden Boediono beserta para mentri. di sana juga hadir Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo,pemimpin harian Kompas Jakob Oetama,pemimpin Trans Corp Ishadi SK,pemilik dan pendiri jawa Pos Grup Dahlan Iskan,serta para politisi dan insan Pers.
Menurut Jakob Oetama seperti dikutip di Kompas 15/04 "Rosihan adalah wartawan idealis yang mementingkan masyarakat umum dan bagi beliau jurnalistik adalah panggilan hidup,saya juga berguru pada beliau"kata Jakob
Menurut Taufik Abdullah seorang sejarawan,"julukan wartawan"enam Zaman"patut dilekatkan pada beliau"kata Taufik
Presiden SBY mengatakan"beliau beberapa kali kritis kepada saya,tetapi kami bersahabat"kata Presiden SBY "kita kehilangan salah satu tokoh besar,tokoh segala zaman"lanjut Presiden SBY.
Menurut redaktur harian The Jakarta Post,Sabam siagian"beliau adalah sumber inspirasi bagi saya"ungkapnya.
Benar memang profil Rosihan Anwar patut menjadi tauladan bagi semua wartawan seperti yang dikatakan para pewarta senior,semangat yang pantang menyerah,cermat mengikuti peristiwa,tidak mengacaukan fakta,menulis tanpa emosi berlebihan,dan yang paling berkesan adalah Rosihan Anwar seorang jurnalistik idealis yang tetap terus berkarya dalam menulis sampai ajal menjemputnya. *penulis adalah siswa kelas menulis feature pada Lembaga Pendidikan Jurnalistik Antara
tulisan ini lumayan sebagai karya awal seorang siswa peserta pelatihan jurnalistik di ANTARA. Teruskan!!! Mantabs
BalasHapus